MEMPERKUAT BUDAYA BAHARI MASYARAKAT
DR Ketut Gede Dharma Putra
Universitas Udayana Bali Indonesia
Provinsi Bali sejak tahun 2000 telah ditetapkan sebagai lokasi percontohan dalam penerapan manajemen pengelolaan wilayah pesisir terpadu yang dikenal dengan ICM(Integrated Coastal Management) oleh Programme for Partnerships in Environmental Management for the Seas of East Asia (PEMSEA). Lembaga yang berkedudukan di Manila tersebut bekerjasama dengan GEF(Global Environmental Facility), IMO(International Maritime Organization) dan UNDP(United Nations Development Programme) setiap tiga tahun mengadakan kongres untuk mengevaluasi pelaksanaan ICM dalam upaya menjaga kelestarian wilayah pesisir dan laut. Pada kongress yang ketiga (EAS Congress 2009) yang dilaksanakan di Manila Republik Filipina tanggal 21 sd 29 November 2009, Dr.Ketut Gede Dharma Putra,M.Sc diundang sebagai pembicara dalam Workshop dengan tema Human Resource Requirement in Coastal and Ocean Governance. Pada kesempatan tersebut, Dharma Putra memaparkan materi tentang strategi penguatan budaya bahari bagi masyarakat
Menurut pria yang sering diminta mengkaji dampak lingkungan hidup program pengelolaan wilayah pesisir dan laut ini, masyarakat
Dharma Putra yang selalu hadir sejak kongres kelautan pertama di Putrajaya Malaysia (EAS Congress 2003), dan yang kedua (EAS Congress 2006) di Hainan China ini menyarankan agar masyarakat Bali yang selama ini dikenal lebih berorientasi pada budaya daratan (landbase culture) harus mulai memperkuat budaya kebaharian (marinebase culture) untuk bisa berperan dalam mengisi pembangunan di wilayah kepulauan nusantara yang sebagian besar merupakan wilayah laut. Pemerintah perlu makin meningkatkan kebijakan yang berpihak pada pengembangan potensi pesisir dan laut sehingga sektor swasta mendapatkan kemudahan dalam berinvestasi yang dapat membuka peluang kerja bagi masyarakat. Di sisi lain, generasi muda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar